Pelopor Perjuangan Emansipasi Wanita di Indonesia
4/21/20252 min read


Siapa Itu R.A. Kartini?
Kartini Djojoadhiningrat atau dikenal juga dengan gelar sebagai Raden Ayu Adipati Kartini atau sering juga di sebut Raden Ajeng Kartini adalah salah satu tokoh wanita yang paling dihormati dalam sejarah Indonesia. Lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi wanita dan perjuangan untuk hak-hak perempuan di Indonesia. Dalam konteks sosio-historis, perjuangan Kartini bukan hanya untuk menyuarakan hak-hak perempuan, tetapi juga untuk mencerdaskan dan memperjuangkan kebangkitan kaum perempuan dalam dunia pendidikan.
ia dilahirkan dalam keluarga bangsawan Jawa di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Setelah bersekolah di sekolah dasar berbahasa Belanda, ia ingin melanjutkan pendidikan lebih lanjut, tetapi perempuan Jawa saat itu dilarang mengenyam pendidikan tinggi. Ia bertemu dengan berbagai pejabat dan orang berpengaruh, termasuk J.H. Abendanon, yang bertugas melaksanakan Kebijakan Etis Belanda. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini)
Perjuangan Kartini untuk Kaum Perempuan
Dalam upaya memperjuangkan hak-hak perempuan, Raden Ajeng Kartini menghadapi berbagai tantangan dari masyarakat yang masih kental dengan norma-norma patriarki. Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, dirumahnya ia kerap belajar sendiri dan menulis surat-surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Kartini juga kerap menulis surat yang berisi pemikirannya tentang pendidikan dan status sosial kaum perempuan yang pada saat itu sangat terbatas. Melalui tulisannya, Kartini mengharapkan agar perempuan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki. Surat-surat ini kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang', yang memberikan inspirasi bagi perempuan Indonesia yang ingin menggapai cita-cita.
Warisan dan Pengaruh Raden Ajeng Kartini
Perjuangan Raden Ajeng Kartini tidak hanya berpengaruh pada zamannya tetapi juga memberikan semangat juang bagi generasi perempuan berikutnya. Konsep emansipasi yang diusungnya menjadi salah satu pondasi untuk gerakan kesetaraan gender di Indonesia. Setiap tahun, tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini, sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas jasa-jasanya. Kartini telah menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin. Melalui pendidikan, perempuan dapat berperan aktif dalam pembangunan sosial, politik, dan ekonomi negara.
Saat ini, banyak perempuan Indonesia yang mengejar pendidikan dan karier berkat inspirasi dari perjuangan Kartini. Tokoh-tokoh perempuan lain juga muncul untuk melanjutkan warisan semangatnya, menunjukkan bahwa perjalanan menuju kesetaraan gender terus berlanjut. Raden Ajeng Kartini memang menjadi simbol perjuangan dan harapan bagi perempuan di Indonesia, dan namanya akan selalu diingat sebagai pelopor gerakan emansipasi wanita.
Hari Kartini !
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Pemerintahan Orde Lama Soekarno mendeklarasikan 21 April sebagai Hari Kartini untuk mengingatkan perempuan bahwa mereka harus berpartisipasi dalam "wacana negara hegemonik pembangunan". Namun, setelah tahun 1965, pemerintahan orde baru Soeharto mengubah citra Kartini dari emansipator wanita radikal menjadi citra yang menggambarkannya sebagai istri yang patuh dan putri yang patuh, "sebagai hanya seorang wanita berpakaian kebaya yang bisa memasak."
Pada kesempatan itu, yang dikenal sebagai Hari Ibu Kartini, "gadis-gadis muda harus mengenakan jaket ketat yang pas, kemeja batik, gaya rambut yang rumit, dan perhiasan berornamen ke sekolah, yang seharusnya meniru pakaian Kartini tetapi dalam kenyataannya, mengenakan pakaian ciptaan, dan ansambel yang lebih ketat daripada yang pernah dia lakukan." (Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini)
Kartini Djojoadhiningrat
(21 April 1879 - 17 September 1904)